Kenakalan #1 Antara Seneca Dan Rumi

Antara Seneca Dan Rumi

## ๐Ÿ•Š️ **"Di Antara Bara dan Angin: Dialog Seneca dan Rumi Tentang Cinta"**

*(Puisi Dialog Imajinatif)*

### ๐Ÿ‘ค Seneca:

> Wahai jiwa yang gelisah karena rindu,
> Jangan buru-buru menyebut cinta.
> Apa kau mencintai, atau sekadar ingin dimiliki?
> Cinta yang mengguncang batin bukan kebajikan,
> Tapi pelampiasan dari kehampaan yang tak kau akui.

---

### ๐Ÿงก Rumi:

> Seneca, kau terlalu takut pada badai.
> Tapi tidakkah kau tahu, cinta adalah api
> yang membakar ke-aku-an,
> dan menyingkap wajah Tuhan
> di mata yang paling fana?

---

### ๐Ÿ‘ค Seneca:

> Api yang membakar tak selalu suci, Rumi.
> Banyak jiwa hancur karena menamai luka dengan kata “cinta.”
> Cinta sejati — jika ada — adalah diam yang tidak memohon.
> Ia setia, walau tak dibalas.
> Ia hadir, tapi tak membelenggu.

---

### ๐Ÿงก Rumi:

> Tapi lihatlah, Seneca:
> Apakah mawar tumbuh karena kewajiban moral?
> Tidak. Ia tumbuh karena hasrat matahari.
> Cinta adalah tarian — bukan tugas.
> Kita tak mencintai karena harus,
> kita mencintai karena kita luluh.

---

### ๐Ÿ‘ค Seneca:

> Maka biarlah kau menari di antara luka, Rumi.
> Tapi aku akan duduk bersama teh dan waktu,
> menunggu cinta yang tak membuatku kehilangan akal.
> Karena bagiku,
> cinta bukan tenggelam — tapi berdiri teguh
> di tengah gelombang.

---

### ๐Ÿงก Rumi:

> Dan bagiku,
> cinta bukan logika, tapi samudra
> tempat logika tenggelam dengan damai.
> Bila harus hancur,
> aku rela — asal yang tersisa
> hanya Tuhan dan getaran-Nya.

---

### ๐Ÿ”š Narator:

> Maka cinta pun tetaplah teka-teki —
> antara api dan keheningan,
> antara akal dan ekstasi,
> antara Seneca dan Rumi.
> Dan kita,
> duduk di tengahnya,
> meminum teh sambil bertanya:
> “Haruskah aku mencintai, atau membiarkannya berlalu?”

---

Jika kamu suka, bisa kita lanjutkan ke bagian kedua — misalnya **Seneca mulai luluh oleh puisi Rumi, atau sebaliknya**. Atau kamu ingin versi **3 tokoh filsuf**? Misalnya Seneca, Rumi, dan Jalaluddin al-Afghani?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips untuk berani memulai

kasus yang memakan banyak korban

Hari pertama di Pulau Pramuka