Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat Dalam Al-Quran
Jaman sekarang bersikap bodo amat adalah sebuah keterampilan yang sangat dibutuhkan di tengah masyarakat hedonis saat ini, riaknya media sosial dan pencarian eksistensi melalui pengakuan oleh media, menjadikan depresi, kecemasan dan segala bawahannya tumbuh subur di hampir setiap relung jiwa manusia saat ini. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan sebuah jawaban yang bersumber dari kalam ilahi terkait dengan permasalahan ini. Emang ada bang, seni bersikap bodo amat dalam Al-Qur’an? Ada dong, sini abang kasih tau. Beberapa ayat tentang bersikap bodo amat diantaranya bisa kita temukan dalam QS. Yunus ayat 65, Allah ﷻ berfirman:
وَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّ ٱلْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ۚ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
Yang artinya
“Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Makna yang serupa bisa juga kita lihat dalam QS. Ali Imran ayat 176, Allah ﷻ berfirman:
وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِۚ اِنَّهُمْ لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ اَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِى الْاٰخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۚ
Yang artinya:
“Janganlah engkau (Nabi Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan cepat melakukan kekufuran. Sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat dan mereka akan mendapat azab yang sangat besar.”
Āli ‘Imrān [3]:176
Selain itu, kita bisa lihat juga dalam QS. Ali Imran 139 yang berbunyi:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Yang artinya:
“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.”
Āli ‘Imrān [3]:139
Ayat di atas mengatakan, ““Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” Artinya jika kita benar-benar beriman maka kita tidak akan pernah merasa terpuruk akan eksistensi kita sendiri karena bergantung kepada Yang Maha Kuasa.
Dan…..
Kenapa kita cemas? Jawabannya hanya satu karena kita kurang iman……
Kita berusaha memenangkan persetujuan manusia, padahal manusia itu sendiri fana, dan pengakuan yang kita dapatpun akan fana. Akan tetapi jika kita mencari pengakuan dari Allah ﷻ maka pengakuan itu bersifat kekal. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
“Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.”
Ṭāhā [20]:131
Coba kita cek diri kita, apakah kita takut jika seandainya kita mati besok dan meninggalkan harta kita? Tentu kita takut, karena lemahnya iman kita menjadi takut. Zaman sekarang merupakan zaman yang penuh dengan fitnah, jangan sampai kita terjerumus ke dalamnya dan termasuk orang-orang yang merugi. Fitnah Dajjal telah lepas, kurasa. Dan hanya iman yang kokoh yang mampu menahan segala godaan yang datang darinya. Maka melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan bahwa jangan jauh dari Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah pengingat bagi kita manusia yang tempatnya lupa dan salah.
Cukup sekian, semoga bermanfaat. See.
Andrias Lau
Pamulang, 8 Januari 2025
Komentar
Posting Komentar